bukamata.id– Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik fenomena pembayaran kuliah dengan menggunakan platform pinjaman online (Pinjol), seperti yang terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Anies menilai fenomena itu adalah gejala semakin minimnya anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk membantu biaya pendidikan tinggi.
“Ya, ini gejala. Masalahnya adalah anggaran dari pemerintah untuk pendidikan tinggi yang makin hari makin sedikit,” kata Anies saat ditemui di Kampung Muka, Jakarta Utara, Senin (29/1) dikutip dari CNN Indonesia.
Anies mengatakan hal itu berimbas pada beban orang tua dan perguruan tinggi yang semakin besar. Terutama, dampak itu akan lebih dirasakan oleh kalangan masyarakat kurang sejahtera yang hendak mengenyam pendidikan tinggi.
“Sehingga beban universitas, beban institut, dan beban orang tua menjadi besar. Dalam kondisi seperti itu orang tua yang statusnya makmur bisa mendanai, tapi orang tua yang kondisinya berat akan kesulitan,” jelas dia.
Anies menilai, masalah pendidikan tinggi di Indonesia harus diselesaikan dari akar masalahnya. Ia melanjutkan, akar permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia adalah komitmen negara untuk investasi di bidang pendidikan.
“Jadi menurut saya penyelesaiannya harus kepada akar masalahnya. Akar masalahnya adalah komitmen negara untuk investasi pada pendidikan, mereka mereka yang sedang kuliah seperti sekarang lagi kuliah misalnya kasusnya ITB, pandang itu sebagai investasi,” ujar dia.
Menurutnya, pemerintah seharusnya menggelontorkan investasi lebih banyak di bidang pendidikan. Terlebih, kata dia, para mahasiswa itu nantinya bakal berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini