“Contoh sederhana seperti marak juga kemarin dimasuki juga oleh para eks-HTI pergerakan-pergerakan Bela Palestina dan pergerakan-pergerakan lainnya yang masih banyak lagi, itu terindikasi adanya para eks-HTI di sana,” lanjutnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.
“Di era sekarang mestinya tidak ada lagi perdebatan antara nasionalis dan agamis, karena untuk menjadi seorang yang nasionalis jelas kita harus menjadi orang yang agamis, karena di sila pertama pun Ketuhanan yang Maha Esa,” terangnya.
“Maka kita sebagai warga negara atau masyarakat jelas mesti menjunjung tinggi Ketuhanan yang Maha Esa, bukan berarti kuta harus mengganggu atau merusak sistem yang sudah ada,” sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada para pemuda, termasuk mahasiswa untuk lebih cerdas dalam menjaring kepercayaan-kepercayaan yang ada.
“Untuk para pemuda sendiri imbauannya adalah lebih memberi filtrasi ketika ada isme-isme yang masuk, kita harus pelajari dulu lebih dalam, kita harus memahami dulu apakah isme itu sesuai dan sejalan dengan cita-cita bangsa,” katanya.
Menurutnya, HTI kini dengan segala cara berusaha merasuki dan menyasar pemuda dan mahasiswa dengan merekrut dan menyebarkan ajaran khilafah.
Pihaknya mencontohkan salah satu komunitas yang mungkin dari awal memiliki tujuan baik, yaitu ingin mengajak para pemuda, anak jalanan dan komunitas motor untuk berhijrah. Namun tujuan tersebut ternyata dimanfaatkan untuk kepentingan dalam melakukan penyebaran paham khilafah.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini