Sementara itu, pemerhati pemilu, Tino Rila Sebayang sebagai pemateri pertama menyoroti keterkaitan antara politik, propaganda, dan media sosial.
Tino menjelaskan bahwa di era digital ini, media sosial menjadi instrumen penting dalam menyampaikan aspirasi politik.
“Demokrasi kini berpindah ke ruang digital, dan kita harus memahami bahwa media sosial memainkan peran signifikan dalam politik. Namun, di balik itu ada tantangan besar seperti penyebaran propaganda dan hoaks,” ujar Tino.
Pemaparan kedua disampaikan oleh pegiat pemilu, Fahmi Iss Wahyudi, menjelaskan mengenai tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pilkada serentak serta pentingnya peningkatan partisipasi politik sebagai indikator kualitas demokrasi.
“Partisipasi politik menjadi ukuran penting bagi kualitas demokrasi kita. Dalam beberapa tahun terakhir, indeks demokrasi Indonesia menurun, dan ini menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama,” kata Fahmi.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkisar seputar strategi meningkatkan partisipasi pemilih muda dan cara melawan penyebaran hoaks di media sosial selama proses Pilkada.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan mahasiswa FISIP UNPAS dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan partisipasi politik di kalangan pemilih muda dan menyukseskan Pilkada serentak Jabar 2024.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini