“Saya ingin menjadi pendamping sosok Wali Kota Bandung ke depan yang loyal dan fokus pada pembagian tugas dengan harmonis. Sebagai wakil wali kota, saya akan fokus pada upaya revitalisasi dan reformasi birokrasi yang belum tuntas. Wabil khusus dalam aspek membangun budaya keterbukaan dan tanggung jawab pelayanan publik,” kata Ijang yang dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat dan sosial di Kota Bandung maupun Jabar.
Ijang mengajak segenap pejabat pelayan publik menyinergikan kerja konseptual di bidang birokrasi dengan kecerdasan spiritual. Dalam pandangannya, setiap ASN dan pelayan publik adalah khadimul ummah atau pelayan masyarakat.
Untuk menjadi pelayan masyarakat, kata Ijang, yang dibutuhkan bukan hanya profesionalitas melainkan juga integritas dan hati yang ikhlas.
“Melayani masyarakat bukan hanya tugas kedinasan, tapi juga tugas kemanusiaan dan bahkan tugas sebagai hambah Allah Swt sebagai khalifah fil ardh sehingga apa yang kita lakukan akan tercatat sebagai ibadah. Bukan semata rutinitas tugas,” ucapnya.
Ijang yang memiliki latar belakang panjang dalam memperjuangkan transparansi dan integritas dalam pemerintahan mengatakan, bahwa salah satu alasan utama ia mencalonkan diri adalah keinginannya untuk memberantas korupsi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap birokrasi di Kota Bandung.
“Saya ingin melihat Bandung menjadi kota yang benar-benar bersih dari praktik korupsi, di mana setiap warga memiliki akses yang sama terhadap informasi dan pelayanan publik,” ungkapnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini