Padahal, sekeliling sampah tersebut ada para pedagang yang berjualan terkhusus bahan pokok. Hal tersebut sangat tidak memberikan kualitas lingkungan yang baik dan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup warga Kota Bandung.
“Karena apa yang di beli di sana terkhusus bahan pokok itu akan dimakan oleh warga Kota Kandung khususnya,” ujarnya.
Kemudian juga sampah yang dihasilkan setiap harinya bisa mencapai puluhan ton yang tidak terbuang dan menggunung. Padahal, pedagang membayar uang kebersihan setiap harinya yang di pungut oleh pengelola sebesar Rp5000 – Rp8000 per harinya.
“Lantas tidak ada tanggung jawab yang serius yang dilakukan oleh pengelola. Kita rasa kita tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi dan kita mendesak pemerintah daerah untuk segera menanggulangi persoalan sampah yang ada di Pasar Caringin,” katanya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menerima informasi terkait adanya tindakan jual paksa berbagai makanan ringan dan minuman terhadap pedagang oleh oknum tertentu yang dilakukan setiap hari.
“Berdasarkan orang yang kami temui perhari itu kegiatan tersebut bisa menghabiskan Rp80.000- Rp100.000 per harinya dan itu cukup merugikan para pedagang. Itu juga cukup mencuri perhatian kami selain dari pada masalah sampah,” jelasnya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya sangat menyayangkan masalah ini baru disorot dan ramai-ramai perangkat daerah memberi komentar setelah viral.
“Padahal kita, HMI sudah datang langsung ke lokasi sebelum viral dan sedang merumuskan untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah sampah di Kota Bandung,” imbuhnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini