Untuk itu, kata Rahma, lembaga terkait dan pemerintah harus memastikan masyarakat memiliki pemahaman tentang potensi bencana ini. Kemudian sistem peringatan dini yang efektif dan kemampuan merespons dengan cepat.
Selain itu, daerah perkotaan seperti Jakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.
“Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” tuturnya.
Sedangkan, untuk kawasan industri seperti Cilegon, potensi gempa juga dikhawatirkan dapat memicu kebakaran akibat kebocoran bahan bakar atau bahan kimia di pabrik-pabrik besar. Hal ini menjadi salah satu secondary hazard yang perlu diantisipasi melalui penerapan standar keamanan yang ketat.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini