“Sekali lagi kita jangan sampai mengambil apa yang bukan hak kita. Karena itu tidak berkah. Segala sesuatu yang tidak berkah, tidak ada manfaatnya,” pesan Menag.
Ini adalah gagasan keempat yang ditawarkan Menag Nasaruddin untuk pemberantasan korupsi. Kesadaran untuk menikmati sesuatu sesuai hak yang dimiliki, lanjut Menag, membantu seseorang untuk dapat hidup tenang dan damai.
“Mungkin kita punya istana, mobil mewah, tapi kita duduk di kursi roda. Kenapa? Stroke. Kenapa Stroke? Stress. Kenapa stress? Dikejar-kejar. Kenapa dikejar-kejar? Terlalu banyak barang haram yang melekat dalam dirinya sendiri,” bebernya.
“Jadi tidak berkah. Gubuk tapi isinya surga itu lebih baik dari pada surga tapi isinya gubuk. Ini yang kita harapkan, hidup ini berkah,” sambungnya.
5. Pemberantasan Korupsi: Lahirkan Generasi Berprinsip dan Jujur
Agama yang benar adalah tetap mengoptimalkan orang itu untuk bekerja secara maksimum. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa sesungguhnya generasi yang paling bagus untuk dipromosikan adalah al-qawiyy, orang yang kuat (kokoh) dan al-Amin adalah orang yang jujur, terpercaya.
“Jadi kalau kita kokoh dalam prinsip lalu jujur, itu generasi yang diharapkan, diidealkan dalam Al-Quran. Saya kira dalam agama lain juga punya bahasa yang hampir sama,” paparnya.
Pemberantasan korupsi yang dilakukan dengan bahasa agama, kata Menag, dapat menghasilkan generasi berprinsip dan jujur. Ini menjadi gagasan kelima Menag untuk pemberantasan korupsi.
6. Pemberantasan Korupsi: Pentingnya Keteladanan
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini