Seminar ini juga mencakup sesi panel yang membahas berbagai aspek digitalisasi dan keamanan siber. Para peserta seminar mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para ahli dan narasumber mengenai tantangan dan solusi dalam menghadapi cyber crime.
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi yang juga merupakan Ketua Umum Asbanda menekankan, pentingnya inovasi dan pengembangan digitalisasi dalam layanan perbankan. Termasuk, untuk terus memperkuat teknologi agar terhindar dari gangguan cyber crime alias kejahatan digital.
Saat ini, bank bjb telah menerapkan anti-fraud management system dan menerapkan berbagai macam teknologi keamanan, seperti sistem keamanan berlapis dan sistem keamanan siber untuk memproteksi kemanan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi digital di bank bjb.
Nasabah juga diimbau untuk tidak pernah memberikan informasi data rahasia kepada siapa pun. Data yang dimaksud meliputi nomor PIN, user ID, kode OTP, kode akses, nomor Card Verification Value (CVV) yakni tiga digit terakhir di bagian belakang kartu kredit atau debit, dan tanggal kadaluarsa kepada pihak manapun.
Kemudian, jika menemukan link dan transaksi mencurigakan ataupun pihak yang mengatasnamakan anggota Asbanda, termasuk bank bjb, dapat langsung mengkonfirmasi ke berbagai saluran komunikasi resmi perusahaan baik melalui media sosial @bankbjb (bercentang biru/verified) atau contact center bjb Call 14049 maupun website resmi bank bjb www.bankbjb.co.id.
“Era keuangan digital merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi BPD di seluruh Indonesia. Digitalisasi layanan perbankan tidak hanya membantu bisnis bank tumbuh berkelanjutan, tetapi juga mendukung program-program pemerintah daerah,” jelas Yuddy dalam keterangannya, Jumat (9/8/2024).
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini