bukamata.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dilaporkan berlindung di ruang bawah tanah khusus saat serangan udara besar-besaran dari Iran mengguncang wilayah Tel Aviv dan sekitarnya. Di lokasi perlindungan tersebut, keduanya terlibat dalam rapat darurat bersama para pejabat tinggi militer dan keamanan negara untuk merumuskan respons terhadap serangan tersebut.
Sumber dari pemerintah Israel yang dikutip CNN mengungkapkan bahwa diskusi intens berlangsung di bunker, dengan fokus pada strategi serangan balasan terhadap Teheran.
Sementara itu, suasana mencekam melanda sejumlah kota besar di Israel, termasuk Eliat dan kawasan gurun Negev. Sirine tanda bahaya terdengar nyaring, memperingatkan warga akan ancaman udara yang semakin dekat. Militer Israel (IDF) mengonfirmasi adanya puluhan drone musuh yang berhasil menembus wilayah udara mereka.
Puluhan Korban Luka, Tel Aviv Bergetar
Layanan Medis Darurat Israel, Magen David Adom (MDA), melaporkan sedikitnya 34 orang mengalami luka akibat hantaman rudal Iran yang menghujani kawasan Gush Dan—wilayah metropolitan yang mencakup Tel Aviv dan Ramat Gan. Di antara korban, satu perempuan dikabarkan dalam kondisi kritis, sementara seorang pria mengalami luka serius.
Gempuran ini mengakibatkan sejumlah bangunan di Tel Aviv mengalami getaran kuat. Michael Oren, mantan Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, menggambarkan situasi saat serangan terjadi.
“Bangunan berguncang hebat selama beberapa menit. Saya langsung membawa keluarga ke tempat perlindungan,” ujar Oren. Ia menyebut sistem peringatan dini yang dikirim melalui ponsel memberikan instruksi jelas tentang langkah-langkah penyelamatan.
Iran Klaim Hantam Target Strategis Militer Israel
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan yang mereka lancarkan diarahkan secara khusus ke pusat-pusat militer dan pangkalan udara Israel. Menurut pernyataan resmi IRGC, rudal-rudal tersebut dilengkapi sistem panduan presisi tinggi dan teknologi canggih untuk memastikan ketepatan sasaran.
“Target kami adalah fasilitas militer yang menjadi sumber utama agresi terhadap Iran. Berdasarkan laporan lapangan dan citra satelit, sejumlah rudal balistik berhasil menghantam instalasi strategis,” demikian isi pernyataan IRGC.
Iran juga mengklaim bahwa sistem pertahanan Israel gagal sepenuhnya mencegat gelombang pertama rudal yang diluncurkan.
Situasi Terkini dan Ancaman Eskalasi
Serangan ini merupakan balasan atas insiden sebelumnya yang melibatkan serangan Israel terhadap sasaran strategis di Iran. Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, lebih dari 200 rudal diluncurkan dalam waktu singkat sebagai bagian dari “operasi pembalasan tegas” terhadap tindakan militer Israel.
Meski IDF mengklaim berhasil mencegat sebagian proyektil, laporan dari lapangan menunjukkan bahwa dampak serangan ini tetap signifikan dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Pihak militer Israel belum mengumumkan secara resmi tindakan balasan apa yang akan diambil, namun para analis memperkirakan respons besar sedang dipersiapkan.