Padahal menurutnya, di organisasinya itu banyak pemuda-pemuda putus sekolah yang seharusnya diperhatikan sama Pemkot Cimahi.
“Kalau kita sendiri, kalau program itu kita tidak mendapatkan dari Disbudparpora, sama sekali kita belum tersentuh kalau dari organisasi kita, padahal kita notabene nya itu yang seharusnya diperhatikan oleh Disbudparpora,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Moonraker DPC Kota Cimahi, Janjan mengatakan, pernyataan Ahmad Nuryama tersebut memang harus diklarifikasi lebih jelas dari maksud ucapannya. Menurutnya, kata-kata “geng-geng an” itu berkonotasi negatif di masyarakat.
“Hal tersebut dapat diartikan sebagai bentuk kegagalan dari Pemerintah Kota Cimahi dalam membentuk dan meningkatkan kreatifitas pemuda-pemuda di Kota Cimahi,” ujar Janjan.
Selain itu, Janjan pun meminta pejabat Pemkot Cimahi untuk terbuka dan menerima kritikan serta masukan dari masyarakat, bukan malah menjawabnya secara emosional.
“Kalau dikaitkan dengan tugas dan fungsinya, maka institusi kenegaraan atau pemerintahan, menerima masukan, kritik, atau saran adalah sesuatu hal yang biasa, maka sebagai pejabat publik harus lebih peka terhadap kritikan dan masukan dari masyarakat, bukan menjawab secara emosional yang berimbas sesuatu yang ketidakjelasan,” bebernya.
Maka dari itu, Janjan pun menyarankan Pemkot Cimahi untuk meningkatkan sinergitas dengan para pemuda di Kota Cimahi.
“Mungkin perlu lebih ditingkatkan lagi sinergitas antara Pemerintah dan para Pemuda di Kota Cimahi guna membangun generasi muda yang Kreatif serta menjadikan Kota Cimahi yang bersih dan bebas dari Nepotisme,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini