“Tidak ada satu unsur pun menolah, entah itu dari karang taruna, ormas, ataupun kepala desa setempat melainkan pada saat memang kita survei pertama pun pihak-pihak beliau-beliau ini mendukung,” ujar Gilang.
Karena itu, dia meminta semua pihak yang sempat terseret perhatiannya karena polemik ini tidak saling menyalahkan.
“Stop untuk saling menyalahkan, stop untuk saling memvonis satu sama lain, dan stop untuk memberikan asumsi dan komentar negatif,” ujar Gilang.
Sebelum itu, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memastikan polemik itu sudah berakhir. Bahkan, kepala desa memohon maaf.
“Pak Kades sempat sampaikan mohon maaf sempat emosi, saya bilang gapapa itu kan biasa,” ujar Bey, Kamis (5/10/2023).
Namun hal tersebut juga menjadi refleksi untuk pemerintah setempat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, termasuk untuk pemerintah provinsi.
“Itu kritik pada kami agar lebih peduli lagi kepada masyarakat, harus lebih memperhatikan lagi lingkungan,” kata Bey.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini