bukamata.id – Pemaparan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menarik perhatian publik, pada Selasa (12/11/2024).
Interpretasi atas paparan tersebut telah berubah menjadi diskusi luas tentang kinerja pemerintahan sebelumnya. Dalam presentasinya, Rachmat Pambudy memberikan penjelasan detail tentang indikator-indikator capaian pembangunan.
Dosen di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Dr. Broto Wardoyo mereaksi paparan tersebut sebagai contoh transparansi yang positif. Menurutnya, hal ini menunjukkan kemauan untuk membangun kebijakan berdasarkan data yang akurat.
“Dalam banyak kasus, data yang diterbitkan oleh beberapa lembaga pemerintah tidak sepenuhnya akurat. Kebutuhan untuk menampilkan capaian kinerja yang baik seringkali mendorong publikasi data yang tidak sepenuhnya tepat. Karena itu, baik adanya jika pemerintah memaparkan data secara apa adanya tanpa ditutup-tutupi,” kata Broto dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2024).
Dosen Ilmu Politik dari Universitas Bakrie, Yudha Kurniawan juga memaparkan pandangan serupa. Yudha yang juga memimpin Laboratorium Ilmu Politik di Universitas Bakrie itu menyoroti tidak sinkronnya data-data yang dirilis oleh beberapa lembaga pemerintah dengan catatan kelompok epistemik.
“Terkadang data yang sama, misalnya tentang kapasitas pertahanan, tidak sinkron antara yang dikeluarkan oleh lembaga resmi dengan yang dirilis oleh think tank terkemuka seperti SIPRI,” ucap Yudha.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini