bukamata.id – Angka partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Bekasi mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Anggota Komisi I DPRD Kota Bekasi, Dariyanto, mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut.
Menurut Dariyanto, salah satu alasan utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang program kerja para Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil.
“Masyarakat belum mengetahui secara detail tentang program-program dari masing-masing paslon, hal ini membuat mereka enggan datang ke TPS,” ujar Dariyanto.
Faktor lainnya, lanjut Dariyanto, adalah jarak TPS yang cukup jauh dari kediaman warga. Sistem penempatan TPS saat Pilkada ini mengalami perubahan dibandingkan dengan Pemilu dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
“Jika saat Pemilu satu RT memiliki satu atau dua TPS, saat ini TPS mulai digabung seperti dua RT menjadi satu TPS. Ini juga mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih,” jelasnya.
Untuk memastikan penyebab penurunan partisipasi, DPRD Kota Bekasi akan melakukan evaluasi bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
“Kami sudah membahas hal ini secara internal, dan kami akan melakukan evaluasi bersama KPU dan Bawaslu setelah proses rekapitulasi suara selesai,” ujar Dariyanto.
Dia juga berharap anggaran sebesar Rp 90,8 miliar yang telah dialokasikan untuk penyelenggaraan Pilkada oleh KPU tidak menghasilkan hasil yang mengecewakan.
“Kami berharap anggaran besar ini dapat menghasilkan partisipasi yang maksimal dan sesuai harapan,” tambahnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini