Oscar menegaskan bahwa transparansi bukan hanya sekedar mengikuti regulasi, tetapi juga mencerminkan integritas dan tanggung jawab perusahaan kepada pengguna.
“Banyak bursa lain yang memilih untuk tidak memberikan akses terbuka terkait cadangan mereka. Namun, kami di Indodax berani untuk terbuka karena kami percaya bahwa kepercayaan pengguna adalah yang paling utama. Ini adalah komitmen kami untuk memimpin industri dengan cara yang benar,” tegasnya.
Dengan adanya langkah transparansi ini, Indodax berharap dapat menetapkan standar baru di industri kripto Indonesia maupun global.
“Kami berharap lebih banyak bursa yang mengikuti jejak kami untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman, transparan, dan terpercaya,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang analis kripto dan edukator Crypto & Web 3, Angga Andinata turut memberikan apresiasi terhadap langkah yang diambil oleh Indodax.
“Proof of Reserve yang diterapkan oleh Indodax tidak hanya dalam bentuk laporan, tetapi juga terintegrasi secara real-time, yang memungkinkan publik untuk memverifikasi data cadangan secara langsung. Langkah ini menjadi contoh yang patut diikuti oleh bursa kripto lainnya di Indonesia,” ucap Angga.
Sedangkan dalam konteks regulasi yang akan datang, Angga juga menyoroti bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nantinya berencana untuk mengawasi lebih ketat aset kripto di Indonesia, dimana cadangan aset kripto akan disimpan oleh perusahaan kustodian.
“Saya berharap nantinya perusahaan kustodian juga dapat mempublikasikan cadangan mereka secara transparan untuk menjaga kepercayaan pengguna,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini