bukamata.id – Seperti diketahui, dalam masa kampanye Pilpres 2024, pasangan capres-cawapres sering mengunjungi beberapa pondok pesantren yang ada di Indonesia.
Namun, mengenai fenomena tersebut, pengamat menilai jika kampanye di pondok pesantren tidak lagi seefektif dulu.
Hal ini diungkap Dosen Ilmu Politik dan International Studied Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam.
“Efektivitas kampanye di pesantren tentunya tidak seefektif dahulu,” kata Ahmad, dikutip dari Antara, Jumat (29/12/2023).
Mengapa demikian, Ahmad menjelaskan bahwa saat ini kuatnya literasi politik yang masuk ke lingkungan pesantren membuat para pengikut memiliki pilihan politik sendiri.
Dengan begitu, tingkat loyalitas pengikut kepada para kiai dalam hal pilihan politik makin menurun.
“Sekarang, penghormatan pada kiai sering kali tidak dimaknai sebagai bentuk keharusan memiliki pilihan politik yang sama dengan kiai,” ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya kampanye di lingkungan pondok pesantren pun tetap diperlukan untuk menjaga basis suara.
“Kampanye di jaringan pesantren tetap dibutuhkan untuk mengoptimal penguasaan simpul-simpul pesantren yang memiliki massa riil seperti santri, alumni, serta orang tua santri dan alumnus,” bebernya.
Sebelumnya, KPU telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Kemudian jadwal pemungutan suara akan dilangsungkan secara serentak pada tanggal 14 Februari 2024.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini