bukamata.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa menetapkan biaya yang meringankan calon jemaah haji.
Begitu disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Jumat (3/12/2024).
“Kami percaya bahwa pemerintah bersama-sama dengan DPR akan berusaha membuat penetapan yang paling meringankan bagi jemaah, berapapun yang ditetapkan,” ucap Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan bahwa kenaikan biaya haji turut dipengaruhi oleh faktor valuta atau nilai tukar antara rupiah Indonesia dan riyal Saudi.
“Biaya haji ini ya memang faktornya banyak dan yang paling utama adalah faktor valuta, faktor nilai tukar,” ujarnya.
Gus Yahya juga menyebut bahwa kegiatan transaksi di Makkah dan Madinah, Arab Saudi menggunakan nilai Rial Saudi.
“Kegiatannya itu ada di Saudi sana dan pake uang Saudi bayarnya, jadi tergantu nilai tukar,” sebutnya.
Menurutnya, nilai tukar rupiah dengan rial ini akhirnya berdampak pada biaya haji bagi masyarakat Indonesia.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi dari tim yang terlibat langsung dalam pengelolaan ibadah haji bahwa harga komoditas di Arab Saudi tidak terlalu berpengaruh.
“Kalau dilihat dari harga-harga di sana, menurut teman-teman yang selama ini terlibat dalam pengelolaan haji, sebetulnya perubahan harga tidak terlalu signifikan,” katanya.
“Jadi disananya harganya ya stabil, yang tidak stabilnya nilai tukarnya ini jadi kalau dihitung rupiah jadi berubah karena perubahan nilai tukar,” tambahnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini