Yayasan Paseban menjalin kerja sama dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SLI UI) untuk melakukan survei keanekaragaman hayati di wilayah Mega Mendung.
Survei ini dilakukan di area yang dimiliki oleh Perhutani namun dikelola oleh Yayasan Paseban. Survei dimulai pada 2-3 November 2024. Survei ini diharapkan dapat secara mendata keanekaragaman hayati yang terdapat di kawasan tersebut.
Dosen dari SIL UI, Andreas Pramudianto menilai bahwa survei tersebut sebagai langkah yang positif.
“Hutan di Arista Montana dikelola dengan baik sebagai kawasan konservasi sehingga diharapkan hutan lainnya juga dapat dikelola dengan cara serupa,” ucap Andreas dalam keterangannya, Sabtu (9/11/2024).
“Dengan perluasan area hutan dan pengelolaan yang tepat, diharapkan kondisi hutan di sekitarnya dapat dipulihkan, terutama yang saat ini telah dikelola tetapi tidak untuk tujuan konservasi yang sesungguhnya,” tambahnya.
Survei ini sendiri tidak hanya fokus pada pencatatan keanekaragaman hayati, tetapi juga menghitung nilai ekonomi dari konservasi alam yang dilakukan di wilayah tersebut.
Penghitungan tersebut penting sebagai dasar bahwa upaya konservasi alam memberikan keuntungan ekonomi yang besar sehingga tidak perlu dilakukan pemanfaatan alam yang tidak semestinya.
Inisiatif yang dilakukan oleh Yayasan Paseban ini mencerminkan komitmen dan keberpihakan mereka terhadap konservasi alam dengan memastikan bahwa sumber daya alam tidak dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi semata.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini