“Ada intelektual, pimpinan ormas seperti Gus Dur dan Amien Rais, akademisi, profesional, pengusaha, serta gerakan serikat pekerja. Ini adalah momen untuk menghimpun kembali concern dan perhati bersama, apalagi dalam kondisi krusial setelah transisi dari presiden Jokowi ke presiden Prabowo,” tuturnya.
Ia menggarisbawahi bahwa dukungan dan legitimasi politik sangat dibutuhkan. Jika pola yang sama diulang, hal itu bisa menjadi bumerang bagi negara.
Tekanan harus semakin kuat jika masyarakat sipil ingin memperjuangkan kembali hak-hak mereka sebagai warga negara.
“Itu saya pikir menjadi bagian dari mitigasi yang harus dilakukan dengan dukungan lembaga bantuan hukum dan kalangan yang berkomitmen,” imbuhnya.
Di Unair, ia mencatat adanya pandangan yang terbelah di kalangan mahasiswa, tapi mereka bisa membangun komunikasi dengan dosen yang mendukung demokrasi.
“Ini yang bisa dilakukan di internal. Di eksternal, penting untuk membangun hubungan dan jejaring yang lebih kuat untuk mitigasi sosial,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini