“Terkait Pak Sekda, ada pengalaman yang membuat publik bertanya-tanya, pada saat menjadi Pj Wali Kota, yang sangat singkat dan kemudian diganti karena issue inflasi,” katanya.
Atas peristiwa tersebut, Henry menilai jika Dikdik harus kerja ekstra untuk kembali meyakinkan masyarakat jika ingin maju di Pilwalkot Cimahi 2024.
“Tentu masyarakat berharap ada program yang nyata jika beliau maju pilkada, agar situasi di atas tidak terulang,” imbuhnya.
Sebab menurutnya, Golkar sebagai partai besar tidak akan asal-asalan dalam mengusung calon kepala daerah. Karena itu, partai berlambang pohon beringin tersebut tentunya akan memilih sosok yang memang memiliki peluang untuk menang.
“Golkar sebagai partai besar yang saat ini di Cimahi punya 7 kursi, tentu berharap besar agar bakal calon Cimahi yang nanti diusung, paling berpeluang memenangkan Pilkada Cimahi,” terangnya.
Terkait proses survei yang dilakukan Partai Golkar berlangsung selama tiga kali, Henry menilai hal tersebut merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengetahui potensi calon kepala daerah.
“Mekanisme mengukur dengan survei berkala tentu menjadi salah satu metode yang efektif untuk mengetahui potensi menang dalam pilkada, selain itu tentu 2 balon juga harus sosialisasi aktif ke masyarakat,” katanya.
Sehingga, lanjut Henry, potensi siapa yang akan dipilih Golkar dalam Pilwalkot Cimahi 2024 nanti akan dibuktikan dalam hasil survei.
“Walaupun publik tentu punya pilihan yang mana di antara keduanya, yang mana yang lebih unggul di antara keduanya,” ujarnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini