bukamata.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menunjukkan komitmen kuat dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Dalam Rapat Koordinasi Pengembangan dan Pembinaan “Kota Tanggap Ancaman Bencana” (KOTAN) yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi di Alam Wisata Cimahi (AWC), Selasa (22/4/2025).
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan perang terhadap narkoba yang kini mengancam generasi muda.
“Ancaman narkoba ini sangat serius. Kalau kita tidak sigap mengatasinya, maka anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa akan menjadi korban,” ujar Ngatiyana dalam sambutannya.
Ngatiyana menyoroti munculnya fenomena “warung bunda”, yang diduga menjadi tempat awal anak-anak berinteraksi dengan rokok, alkohol, bahkan narkotika.
Ia menekankan pentingnya penggunaan pendekatan intelijen dan operasi lapangan untuk menindak tegas pelaku peredaran gelap tanpa menciptakan kegaduhan.
Sebagai langkah konkret, Ngatiyana mengumumkan pembentukan tim khusus pemberantasan narkoba di Kota Cimahi. Tim ini akan melibatkan kepolisian, BNN, serta organisasi masyarakat (Ormas) untuk bergerak bersama dalam memutus rantai peredaran narkotika.
“Jangan sampai kita hanya diam. Kita harus serius, titik-titik rawan sudah teridentifikasi, tinggal bagaimana keseriusan kita menanganinya,” tegas Ngatiyana.
Selain upaya hukum, Ngatiyana juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam melindungi anak-anak dari pengaruh buruk narkoba. Ia mengajak para orang tua untuk menerapkan pola asuh berbasis empati dan komunikasi terbuka dengan anak-anak.
“Orang tua harus menjadi teman terbaik bagi anak-anaknya. Edukasi lebih penting daripada pendekatan represif. Ini kunci membentuk keluarga yang tahan terhadap ancaman narkoba,” tambahnya.
Dengan strategi kolaboratif ini, Ngatiyana optimistis Cimahi bisa menjadi kota yang lebih bersih dan aman dari ancaman narkoba. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melindungi masa depan generasi muda.
“Mari kita jaga Cimahi bersama. Jangan jadikan pemberantasan narkoba sebagai keuntungan pribadi, tetapi sebagai misi bersama untuk menyelamatkan bangsa,” pungkas Ngatiyana.