bukamata.id – Bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terus menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan.
Hingga Sabtu (14/6/2025), jumlah rumah terdampak meningkat menjadi 72 unit, dengan 48 rumah mengalami kerusakan berat atau ambruk total.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, tanah di wilayah tersebut terus bergerak secara periodik setiap 10 menit sekali. Sejak kejadian pertama pada 11 Juni 2025, pergeseran tanah telah mencapai sekitar 20 meter dari titik awal.
Kerusakan Infrastruktur dan Dampak Sosial
Pergerakan tanah menyebabkan sejumlah rumah yang semula masih berdiri kini rata dengan tanah. Jalan utama di kawasan terdampak juga terputus total, sehingga kendaraan sulit melintas. Aktivitas warga pun lumpuh karena kekhawatiran akan reruntuhan susulan.
Petugas BPBD Purwakarta, Muhammad Firmansyah, menyebut bahwa intensitas pergerakan masih tinggi, meskipun skalanya kecil.
“Untuk saat ini pergerakan tanah di Kampung Cigintung masih terus terjadi. Rata-rata setiap 10 menit, meski retakannya kecil,” ujarnya.
Data Rumah Rusak dan Lokasi Pengungsian
Rincian dampak kerusakan akibat bencana tanah longsor Cigintung adalah sebagai berikut:
- Total rumah terdampak: 72 unit
- Rusak berat: 48 rumah
- Rusak ringan: 10 rumah
Warga yang terdampak telah dievakuasi ke lokasi-lokasi aman seperti balai desa, gedung olahraga (GOR), dan rumah-rumah kerabat. Berdasarkan data sementara, terdapat 48 jiwa pengungsi, termasuk 16 kepala keluarga, yang kini menempati balai desa.
Upaya Penanganan dan Imbauan Waspada
Hingga saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih bersiaga di lokasi kejadian untuk melakukan pemantauan dan evakuasi lanjutan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas guna menghindari risiko korban jiwa.
Pergerakan tanah di Purwakarta ini menjadi salah satu bencana alam di Jawa Barat yang perlu penanganan serius dan jangka panjang. Pemerintah daerah juga diharapkan segera melakukan kajian geologi dan relokasi warga dari wilayah rawan.