“Ini menunjukkan pesantren kita sangat mengajarkan kewirausahaan. Tentunya kami semua bergembira,” kata Bey.
Terkait alasan Kota Tasikmalaya yang dipilih menjadi pusat peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jawa Barat, Bey menjelaskan Tasikmalaya memiliki banyak pesantren.
Selain itu dia juga menjelaskan langkah-langkah strategis yang dilakukan Pemprov Jawa Barat untuk meningkatkan kompetensi santri. Salah satunya dengan peningkatan kemampuan wirausaha serta peningkatan kualitas pendidikan.
“Kami akan melanjutkan program kepada santri. Seperti kewirausahaan dan peningkatan kompetensi kepada santri. Karena mereka akhirnya akan bekerja atau berwirausaha. Itu kan harus tetap menghadapi perubahan. Jadi jangan sampai mereka tertinggal,” kata Bey.
Dia menegaskan program dukungan terhadap santri dan pesantren akan terus dilanjutkan. Termasuk memperbaiki kekurangan yang ada.
“Pada intinya meningkatkan kompetensi para santri. Kita akan melihat program yang sudah ada. Kalau memang baik, kita teruskan. Kalau memang perlu diperbaiki, kita perbaiki,” kata Bey.
Di acara itu Pemprov Jawa Barat juga menyerahkan bantuan jaminan sosial secara simbolis kepada dua ahli waris guru mengaji yang meninggal dunia.
Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Provinsi Jabar, Faiz Rahman mengatakan jaminan BPJS Ketenagakerjaan itu adalah upaya keberpihakan Pemprov kepada guru ngaji yang juga turut berperan mengabdikan dirinya untuk negara.
Menurut Faiz di tahun 2023 ini terdapat 150 ribu guru ngaji yang mendapatkan bantuan serupa. Pemprov Jawa Barat membayar premi jaminan itu sebesar Rp 16 ribu per bulan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini