Pertumbuhan industri halal tidak terbatas pada Timur Tengah, melainkan berkembang pesat di Asia dan berbagai kawasan lain. Misalnya, China berusaha memperluas industri halal domestiknya melalui inisiatif ‘One Belt One Road’ yang memperkuat perdagangan dengan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OIC).
Di banyak negara, komunitas Muslim membutuhkan produk halal yang terpercaya, sehingga sertifikasi halal yang dikenal luas menjadi aset berharga bagi bisnis yang ingin memenuhi kebutuhan ini.
Selain itu, pertumbuhan populasi Muslim global menjadi pendorong utama permintaan produk halal. Negara-negara seperti Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, mendorong penguatan regulasi sertifikasi halal untuk mendukung industri domestik.
Tidak hanya negara mayoritas Muslim, negara-negara non-Muslim seperti Jepang juga mulai memperhatikan kebutuhan akan produk halal, yang menunjukkan bahwa industri halal semakin menjadi bagian integral dari ekonomi global.
Masa Depan Industri Halal
Masa depan industri halal sangat cerah dengan nilai pasar global yang diperkirakan mencapai USD 2,3 triliun. Tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 20%, industri ini menghasilkan sekitar USD 560 miliar per tahun.
Pertumbuhan ini tidak hanya dipicu oleh peningkatan jumlah konsumen Muslim yang semakin kaya, tetapi juga oleh semakin meluasnya penawaran gaya hidup halal, termasuk layanan perjalanan, perhotelan, fesyen, dan kosmetik halal.
Menariknya, produk halal kini juga diminati oleh konsumen non-Muslim. Alasan utamanya adalah faktor kesehatan, keamanan makanan, dan cita rasa yang tinggi. Kesadaran terhadap gaya hidup sehat dan praktik etis dalam produksi makanan turut mendorong peningkatan permintaan akan produk halal di seluruh dunia.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini