Aditya menyebut, hasil pembelajaran ini didasarkan pada nilai inti SIS yaitu keadilan, rasa hormat, integritas, kepedulian, dan keberanian.
“Dirancang untuk membina siswa menjadi individu yang berkarakter baik dan siap berkontribusi positif dalam dunia yang terus berubah,” ujarnya.
Sebagai bagian dari transformasi, kata Aditya, SIS Bandung akan melihat investasi besar dalam teknologi dan fasilitas.
“Ini termasuk integrasi alat teknologi canggih seperti Virtual, Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Robotika ke calam kurikulum, merostikan bahwa siswa siap menghadapi masa depan,” imbuhnya.
Aditya mengatakan, dengan membawa model pendidikan kelas dunia ke Sekolah Mutiara Nusantara, SIS bertujuan untuk memberikan lebih banyak akses siswa ke pendidikan internasional berkualitas tinggi.
“Orang tua dan anggota komunitas diundang untuk mengunjungi kampus dan melihat langsung perubahan dan peluang menarik yang dibawa oleh kemitraan ini,” katanya.
Aditya memastikan, adanya rebranding ini tidak akan meninggalkan para staf atau pun guru lama. Justru, pihaknya akan lebih banyak membuka lapangan pekerjaan baru.
“Kami ingin menumbuhkan Sekolah Mutiara Nusantara. Mengenai staf lama atau guru lama akan di hilangkam atau tidak, kita tidak ada ide seperti itu. Karena rencana kita adalah kita akan membuka lapangan perkerjaan baru, karena ide kita atau goal kita adalah untuk memperbesar sekolah ini,” tuturnya.
Sementara itu, Head of Board Sekolah Mutiara Nusantara, Jeannie Wargadidjaja mengatakan, selama ini lulusan Sekolah Mutiara Nusantara sukses melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi baik di dalam maupun luar negeri.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini