Karena itu, perlunya Pemkot Cimahi untuk memberikan edukasi kepada setiap pelaku UMKM serta dukungan dalam membeli produk mereka.
“Itu yang sekarang lagi digenjot oleh pemerintah pusat juga adalah pemberdayaan UMKM, dimana pemerintah kota dalam melakukan belanja, harus memberdayakan UMKM masyarakat. Tapi syaratnya, mereka masih kebanyakan blank atau buta terhadap legalitas yang diperlukan supaya bisa seperti itu,” tuturnya.
Adhitia mengatakan, belanja masalah atau menyerap aspirasi masyarakat ini dilakukan demi menghidupkan cita-cita besarnya untuk Kota Cimahi. Dia mengaku, ingin masyarakat Kota Cimahi hidup dalam kenyamanan.
“Minimal buat warga Cimahi nyaman. Kaya gini sekarang, sok weh ayeuna ka rooftop, da rame di rooftop, padahal Cimall nya ga hidup, tapi rooftop-nya hidup. Saya lihat kan ada dangdutan, band-band dangdut itu sambil ngonten, berarti mirip kaya Pendopo Lawas di Jogja, nyanyi sambil ngonten kaya Tri Suaka,” terangnya.
Selain itu, Adhitia juga bermimpi untuk membangun sebuah pendopo, gedung kesenian hingga rumah dinas wali kota. Mengingat, selama 23 tahun berdiri, Kota Cimahi belum memiliki bangunan tersebut.
“Cimahi ga punya Pendopo Wali Kota, Rumah Dinas Wali Kota juga ga ada. Ya minimal eta wibawa lah, sudah 23 tahun kita berdiri masa belum punya Rumah Dinas Wali Kota atau Pendopo lah. Sehingga bisa dipake pusat kegiatan oge, kawin massal, atawa lamun aya acara kesenian lah di situ,” terangnya.
Adhitia mengatakan, selama ini, pembangunan gedung kesenian di Kota Cimahi hanya sebatas wacana saja tanpa ada gerak serius dari pemerintah.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini