Adi menyebut, dengan adanya kasus-kasus korupsi yang berulang pernah menimpa para pemimpin kota Bandung selama kurun waktu pasca reformasi, masyarakat kota Bandung merindukan sosok pemimpin kota Bandung yang bersih dan dapat mentransformasi Kota Bandung menjadi Kota yang maju dan berwibawa.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para bakal calon Wali Kota Bandung ke depan untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang bersih,” imbuhnya.
Sementara berdasarkan hasil survei yang dilakukan Instrat, Adi mengatakan jika nama Atalia Praratya menjadi tokoh paling populer sekaligus memiliki potensi elektabilitas terbaik untuk menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang dibandingkan semua tokoh-tokoh lainnya.
“Hal ini dimungkinkan karena adanya Emil Effect, dimana pengaruh Ridwan Kamil terhadap orang-orang terdekatnya menjadi signifikan untuk mengerek popularitas dan elektabilitas,” jelasnya.
Ditambah lagi, Atalia telah membuktikan bahwa dirinya berhasil terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Dapil 1 Jawa Barat dari Partai Golkar, dengan perolehan suara paling banyak baik di internal partainya maupun di dapilnya. Sekaligus mencatatkan kenaikan kursi Partai Golkar menjadi 2 kursi setelah sebelumnya 1 kursi dari Dapil tersebut.
“Kami berpandangan, peluang Atalia jika maju menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang, tentunya sangat besar untuk menang,” ujarnya.
Namun disisi lain, lanjut Adi, Kota Bandung juga memiliki tokoh-tokoh lain yang mumpuni untuk memimpin Bandung ke depan. Menurutnya, distribusi kepemimpinan politik tentunya juga dibutuhkan agar ruang-ruang kaderisasi untuk menghasilkan pemimpin berkualitas ke depannya untuk Kota Bandung, harus juga dipikirkan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini