bukamata.id – Suara penolakan terhadap keberadaan dan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indramayu kembali menggema. Kali ini datang dari Ketua Jaringan Tanpa Asap Batu Bara Indramayu (Jatayu), Bapak Rodi, yang mewakili keresahan warga Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu.
Rodi menegaskan bahwa warga selama ini secara konsisten menolak keberadaan PLTU, baik yang sudah beroperasi seperti PLTU 1 Indramayu yang telah berjalan lebih dari 13 tahun, maupun rencana pembangunan PLTU baru. Menurutnya, keberadaan PLTU secara nyata telah membawa dampak buruk terhadap lingkungan, pertanian, dan kehidupan masyarakat.
“Lahan pertanian kami sangat produktif, hasil padinya terkenal karena kualitas dan keputihan berasnya. Tapi sekarang, tanah jadi cepat kering, air sulit dikelola, dan hasil bumi menurun drastis,” kata Rodi saat menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Bandung, Selasa (22/4/2025).
Lebih dari itu, ia mengungkapkan bahwa pohon kelapa yang dulu tumbuh subur di wilayah utara Indramayu kini telah punah akibat polusi dari PLTU. Padahal, pohon kelapa tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga berperan dalam menjaga kesejukan alam.
“Dulu waktu masih ada pohon kelapa, daerah kami adem. Sekarang, panasnya luar biasa. Bahkan air di selokan pun terasa panas. Ini dirasakan langsung oleh petani, bukan teori atau sekadar wacana,” ujarnya.
Rodi mengajak siapapun yang ingin melihat langsung dampak lingkungan akibat PLTU untuk datang ke Indramayu saat musim panas. Menurutnya, masyarakat sudah cukup bukti, meski tidak semua paham soal teknis atau teknologi, mereka merasakan dampaknya setiap hari.
Ia juga menyampaikan harapan besar kepada pemerintah, khususnya Gubernur Jawa Barat, untuk menghentikan proyek PLTU. “Indramayu itu sudah panas. Kenapa malah ditambah dengan api dari PLTU? Seharusnya yang dibutuhkan itu air, bukan api,” tegasnya.
Rodi menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa kekuatan bangsa Indonesia terletak pada pertanian, bukan senjata. “Kalau tanah rusak, kita mau makan apa? Petani itu yang menjaga pangan negeri ini. Jadi utamakan pangan, lindungi petani,” pungkasnya.