“Hal ini memungkinkan masyarakat untuk memahami risiko di sekitar mereka dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan,” ungkapnya.
Pikobar juga merilis fitur bernama Isoman yang memungkinkan warga yang melakukan isolasi mandiri untuk mendapatkan konsultasi jarak jauh dengan dokter, memesan vitamin dan obat-obatan gratis selama masa isolasi mandiri. Kecepatan respon menjadi kunci dalam memutus rantai penyebaran virus, dan teknologi Pikobar telah membantu mempercepat proses ini.
“Tentu saja, kesuksesan Pikobar tidak lepas dari dukungan masyarakat yang aktif dalam menggunakan platform ini. Kesadaran akan pentingnya teknologi dalam menangani pandemi telah mendorong partisipasi yang luas. Masyarakat Jawa Barat telah menunjukkan kegigihan dan kolaborasi yang luar biasa dalam menghadapi tantangan ini,” tuturnya.
Namun, penggunaan teknologi untuk mengatasi pandemi bukanlah hal yang terbatas pada Pikobar. Di seluruh dunia, ada banyak inovasi dan solusi teknologi yang sedang dikembangkan dan diterapkan.
“Misalnya aplikasi pelacakan kontak, sistem pengawasan melalui kamera termal, penggunaan kecerdasan buatan dalam penelitian vaksin, dan masih banyak lagi,” imbuhnya.
Menurut Juwanda, ketika berbicara tentang mengatasi pandemi dengan teknologi, penting untuk menjaga keseimbangan antara efektivitas dan privasi. Keamanan data dan privasi individu harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan dan penerapan solusi teknologi ini.
“Hanya dengan membangun kepercayaan masyarakat, kita dapat memanfaatkan potensi penuh teknologi dalam memerangi pandemi,” ujarnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini