Untuk inkubasi, PIP memberikan pendampingan pada aspek pemenuhan legalitas, peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, pengelolaan keuangan dan pemasaran produk.
Tidak hanya kredit, PIP juga menyediakan layanan pembinaan dan pendampingan bagi debitur melalui pelatihan manajemen hingga dukungan pemasaran produk.
Kebijakan ini untuk memastikan pinjaman yang diberikan tepat guna dan memberi manfaat mengangkat kelas debitur UMi menjadi lebih baik.
Ismed berharap, di tahun 2024 ini pihaknya bisa membantu penyalur-penyalur atau Lembaga Pengelolaan Uang untuk mengidentifikasi masyarakat.
“Karena memang diawal tahun kemarin itu kita ibarat membangun rumah, baru membangun pondasinya. Memang PIP sudah lama tetapi PIP juga perlu sistem kita yang tadi saya bilang (sarpras, teknologi informasinya, SDM) kita benahi internal kita untuk di tahun 2024 ini untuk kita bisa mengembangkan skema-skema baru,” bebernya.
“Jadi masyarkat tidak hanya dikasih pinjam kasih pinjam saja, untuk gali lubang tutup lubang yang akhirnya bisa menjadi bencana keuangan,” lanjutnya.
Kick-Off Program ToT Pendamping
Sebagai wujud pendampingan, PIP melaksanakan Kick Off Program Training of Trainers Pendamping 2024 pada 10 kabupaten/kota di Indonesia hasil kerja sama dengan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad).
Program ini bertujuan untuk menyeragamkan standar materi pelatihan, meningkatkan kompetensi pendamping, serta mendorong kualitas produk dan usaha pelaku UMi.
Program ToT Pendamping telah berhasil diujicobakan pada tahun 2022-2023 di 20 kabupaten/kota, memberikan dampak positif bagi lebih dari 900 pelaku usaha UMi dalam hal legalitas dan pemasaran daring.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini