Lebih lanjut, Koswara menyatakan bahwa TPS memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengelola mekanisme ini.
“Pengelolaan TPS sangat penting, dan kita perlu merencanakan tugas dan jumlah petugas di masing-masing TPS. Di Kota Bandung terdapat 135 TPS, namun saat ini hanya 8 TPS yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Koswara berharap, TPS nantinya akan menjadi kawasan pengelolaan terpadu, sehingga diharapkan pengelolaan sampah bisa dilakukan secara menyeluruh.
“Pengelolaan yang lebih terpadu akan memungkinkan pemilahan di TPS, sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomis dan dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya,” ungkapnya.
Ketua Pokja Pengelolaan Sampah, Asep Saeful Gufron, menyampaikan bahwa pimpinan pondok pesantren sengaja dikumpulkan untuk sosialisasi ini. Terdapat 92 pesantren, 53 madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah, serta kepala KUA se-Kota Bandung yang dilibatkan.
“Tujuan sosialisasi ini adalah agar pesantren dan madrasah di Kota Bandung dapat mengelola sampah dari sumbernya melalui proses pemilahan, yaitu sampah organik, anorganik, dan residu,” katanya.
Ia berharap para kepala KUA dapat mengerahkan penyuluh untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya di tempat peribadatan.
“Insya Allah, ini akan membantu dalam mengolah sampah organik dan mendaur ulang sampah anorganik, sehingga hanya residu yang dibuang ke TPS,” tutupnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini