bukamata.id – Insiden keracunan massal menimpa puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur pada Senin (21/4/2025) setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga malam hari, tercatat 38 siswa harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit akibat gejala keracunan.
Salah satu siswa, Muhammad Reyhan, menceritakan bahwa dirinya mulai merasakan gejala seperti pusing dan pandangan berkunang-kunang sekitar pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, pada pukul 12.00 WIB, ia bersama teman-teman sekelas menyantap nasi dan ayam suwir yang disediakan dari program MBG.
“Tadi siang sekelas makan makanan MBG, lauknya ayam suwir. Sekitar setengah tiga mulai pusing, mata kunang-kunang, lalu muntah begitu sampai rumah,” ujar Reyhan dikutip Selasa (22/4/2025).
Baca Juga: Akses Ramah Disabilitas, More Cafe Wyataguna Tawarkan Lebih dari Sekadar Tempat Ngopi
Ia juga mengaku sempat mencium bau tidak sedap dari makanan tersebut. “Sedikit bau asam, tapi dikira bumbunya memang begitu, jadi tetap dimakan,” tambahnya. Reyhan memastikan bahwa dirinya tidak mengonsumsi makanan lain setelah makan siang tersebut.
Kepala Sekolah MAN 1 Cianjur, Erma, menyampaikan bahwa dari sekitar 800 siswa kelas 10 dan 11, sebagian besar mengonsumsi makanan dari MBG. Setelah makan siang, banyak siswa mengeluhkan gejala serupa, baik saat masih di sekolah maupun setelah pulang ke rumah.
“Kami langsung minta semua guru untuk memantau kondisi murid dan mencatat jumlah siswa yang mengalami gejala,” jelas Erma.
Baca Juga: Cheesecuit: Camilan Manis-Gurih Kekinian yang Lagi Viral di Bandung
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Layla Yahya, membenarkan bahwa hingga pukul 21.00 WIB, sudah ada 38 siswa yang dirawat. Rinciannya, 28 siswa dirawat di RSUD Sayang dan 10 siswa di RS Bhayangkara.
“Kami juga menginstruksikan seluruh puskesmas untuk mendata pasien, terutama pelajar, yang mengalami gejala keracunan. Kemungkinan masih ada korban lain yang dirawat di rumah atau puskesmas terdekat,” kata Frida.
Untuk mengetahui penyebab pasti, Dinkes Cianjur tengah melakukan investigasi dan pengambilan sampel makanan serta muntahan siswa untuk diuji di laboratorium.
“Kami akan pastikan apakah sumber keracunan benar berasal dari makanan MBG atau ada faktor lain yang turut mempengaruhi,” tutup Frida.