bukamata.id – Aktivitas fulkanik Gunung Semeru terus menunjukkan fluktuasi hingga saat ini. Berbagai kejadian seperti letusan, guguran, embusan dan aktivitas tektonik masih sering terdeteksi dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan, masalah dari Gunung Semeru adalah kubah lava yang ada di puncak.
“Berkenaan dengan aktivitas fulkanik Gunung Api Semeru ini memang kebetulan satu minggu yang lalu di Gunung Semeru terjadi awan panas dengan jarak 1500 meter,” ucap Hendra dalam konferensi pers di Ruang Informasi PVMBG Badan Geologi, Jalan Diponegoro No 57 Bandung, Jumat (16/2/2024).
“Masalah dari Gunung Semeru adalah kubah lava yang ada di puncak. Masih segar diingatan kita pada tahun 2022 dengan semburan yang cukup besar tersebut memberikan dampak bahaya tambahan, jarak awan panas melebihi 11 km,” tambahnya.
Hendra mengungkapkan, Gunung Semeru ini terlihat seperti biasa saja namun justru mengandung potensi bahaya yang harus diantisipasi terutama dengan pertumbuhan lava.
“Dan juga kubahnya yang semakin lama semakin tinggi. Jadi perlu dicatat bahwa tahun 2022 itu kubah lavanya mungkin bisa mencapai tingginya 300-an meter dari dasar kawah,” ungkapnya.
Menurutnya, hal inilah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Meski aktivitas gempanya tidak terlalu signifikan namun hal itu bisa terjadi kapan saja.
“Ini yang perlu disampaikan kepada masyarakat, dengan gempa-gempanya yang tidak terlampau signifikan, tapi ini bisa kapan saja terjadi dan ini sudah terbukti tanggal 9 februari terjadi awan panas 1500 meter,” katanya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini