Hendra menyebut, banyak pihak yang berpendapat jika awan panas tersebut akibat adanya curah hujan.
“Apakah ini berkat curah hujan, tingginya kubah lava, hingga mengabitkan jarak luncur awan panas jauh lebih dari 11 km,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Semeru untuk turut waspada dengan mengikuti perkembangan dari gunung api tersebut.
“Masyarakat di sekitar Gunung Semeru terutama ke arah Sungai Kobokan agar terus mewaspadai dengan mengikuti perkembangan,” ujarnya.
“Selain dari historisnya yang berpotensi bahaya, dari data-data, dari hasil moderenisasi peralatan yang baru dipasang, baru sekarang tergambarkan bahwa apa yang terjadi sekarang gempa-gempa selama berapa berapa bulan, bahkan minggu belakangan ini memang ada sumber magma pada kedalaman kilometer,” sambungnya.
Hendra pun memandang, jika saat ini Gunung Semeru dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
“Sebetulnya parameter semua positif, bahwa ini gunung sedang tidak baik baik saja. Hanya yang perlu ditekankan adalah antisipasi kalau ini awan panasnya bisa mencapai sampai jarak yang jauh,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini