“Jadi mungkin Bio Farma sebagai BUMN Farmasi mendapatkan semacam amanah dari pemerintah untuk memberikan kecukupan dari obat-obatan yang ada di Indonesia, khususnya obat-obatan yang esensial dan lebih khusus di Bio Farma ini adalah untuk vaksin,” ungkapnya.
Terkait bahan baku obat yang masih bergantung dari luar, Sri mengatakan Bio Farma masih bergantung dari China dan India.
“62 dari bahan baku obat yang ada beredar di Indonesia, dari 1.105 bahan baku obat memang masih diimpor. Tapi Bio Farma sendiri untuk 10 besar bahan baku obat-obatan itu, 6 sudah diproduksi di Kimia Farma, cucu usaha dari Bio Farma.
Perlu diketahui, Bio Farma juga memenuhi 3/4 dari produk polio di seluruh dunia. Sri mengatakan, Bio Farma tetap melakukan beberapa pemenuhan kebutuhan domestik maupun global.
“Jadi kita tetap, walaupun COVID-19 sudah berlalu, kita tetap memproduksi beberapa vaksin-vaksin yang memang sangat dibutuhkan, baik itu untuk fungsi domestik maupun global,” ujarnya.
Adapun terkait regulasi, Sri mengatakan melalui diskusi bersama Wantannas RI ini untuk mencari solusi bersama.
“Makanya kunjungan dari Pak Sekjen ini untuk regulasi memang menjadi PR kita bersama,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini