Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Jadwal SIM Keliling Kota Bandung 18 Juni 2025, Cek Lokasinya

Rabu, 18 Juni 2025 03:00 WIB

Kuliner Khas Indramayu: 10 Makanan Tradisional yang Bikin Ketagihan

Rabu, 18 Juni 2025 02:00 WIB

Kamu Pasti Nggak Nyangka! Ini 7 Tempat Wisata Alam di Indramayu yang Kecantikannya Bikin Lupa Pulang

Rabu, 18 Juni 2025 01:00 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Jadwal SIM Keliling Kota Bandung 18 Juni 2025, Cek Lokasinya
  • Kuliner Khas Indramayu: 10 Makanan Tradisional yang Bikin Ketagihan
  • Kamu Pasti Nggak Nyangka! Ini 7 Tempat Wisata Alam di Indramayu yang Kecantikannya Bikin Lupa Pulang
  • Temukan Keunikan Nasi Kalong Bandung, Santapan Malam tanpa MSG yang Menggoda
  • PSSI Batalkan Pemanggilan Dua Pemain Persib untuk TC Timnas U23 Indonesia 2025
  • Harga LPG 3 Kg di Bandung Naik, Warga Diminta Tenang dan Tidak Panic Buying
  • Heboh! Malut United Pecat Pelatih Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena
  • KAI Gandeng INKA: Investasi Rp14,87 Triliun untuk Modernisasi Transportasi Nasional
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Rabu, 18 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Respons Serangan Israel ke Lebanon, PBNU Khawatir Peperangan Akan Meluas

Putra JuangKamis, 10 Oktober 2024 12:12 WIB
Serangan udara Israel. ANTARA/Xinhua

bukamata.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) khawatir peperangan di Timur Tengah akan meluas jika tidak segera dihentikan.

Begitu disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai respons terhadap penyerangan Israel atas Lebanon yang menargetkan Hizbullah pada 1 Oktober 2024 hingga kini.

Gus Yahya juga mengaku telah menyampaikan terkait pesan serupa kepada pimpinan dan pejabat-pejabat di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada tujuh bulan yang lalu.

Dia mengatakan, serangan Israel di Lebanon adalah bukti meluasnya penyerangan setelah sebelumnya terjadi di Yaman, Iran, dan Laut Merah.

Baca Juga:  Jelang Pilkada, Gus Yahya Larang Penggunaan Identitas dan Fasilitas NU

“Sekarang Iran terlibat. Lalu kalau tidak mau dihentikan, mau tumbuh berapa lagi yang mau terlibat di dalam kekerasan besar-besaran seperti ini?” ucap Gus Yahya usai pertemuan dengan Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, dikutip laman NU Online, Kamis (10/10/2024).

Gus Yahya menegaskan bahwa sikap PBNU sejak awal sudah menyerukan penghentian peperangan yang menghasilkan kekerasan, sesegera mungkin.

“Semua harus diselesaikan melalui perundingan dengan cara-cara yang beradab. Kami tidak berhenti-henti menyerukan itu, termasuk dengan melakukan hubungan langsung dan bicara langsung dengan berbagai pihak yang punya hubungan yang pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik,” tuturnya.

Baca Juga:  Sambut Tahun Baru 2025, Ketum PBNU: Koreksi Kesalahan dan Persiapkan Masa Depan

Peperangan ini, kata Gus Yahya, akan mengancam keselamatan seluruh dunia karena ada potensi berkembang menjadi perang besar yang melibatkan berbagai pihak yang tidak bisa diukur lagi.

“Sekali lagi, kami ingin mengulangi, kekerasan harus dihentikan, apa pun alasannya. Kita tahu bahwa masing-masing punya tuntutan. Tuntutan itu harus dibicarakan melalui meja perundingan secara beradab dan tidak dengan kekerasan seperti yang dilakukan sampai saat ini,” tegasnya.

Baca Juga:  Daftar 11 Organisasi Nahdlatul Ulama yang Tak Diakui PBNU

Setahun genosida Israel atas Palestina Genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina sudah berlangsung tepat satu tahun pada Senin (7/10/2024).

Lebih dari 42 ribu warga Palestina tewas akibat serangan yang terus-menerus. Dari total puluhan ribu korban jiwa, lebih dari 170 jurnalis dilaporkan telah terbunuh.

Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas mencapai 42.411, dengan 41.689 di antaranya berasal dari Jalur Gaza dan 722 lainnya di Tepi Barat. Sedikitnya, 174 jurnalis telah menjadi korban serangan yang dilakukan sejak konflik pecah.

Gus Yahya Israel Lebanon PBNU peperangan Yahya Cholil Staquf
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Jadwal SIM Keliling Kota Bandung 18 Juni 2025, Cek Lokasinya

Rabu, 18 Juni 2025 03:00 WIB

Harga LPG 3 Kg di Bandung Naik, Warga Diminta Tenang dan Tidak Panic Buying

Selasa, 17 Juni 2025 21:30 WIB

KAI Gandeng INKA: Investasi Rp14,87 Triliun untuk Modernisasi Transportasi Nasional

Selasa, 17 Juni 2025 20:25 WIB

Presiden Prabowo Tetapkan Empat Pulau Sengketa Masuk Wilayah Aceh, Pemerintah Tegaskan Berdasar Data Sah

Selasa, 17 Juni 2025 19:35 WIB

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Dahsyat, Kolom Abu Capai 11.584 Meter: Warga Diminta Waspada

Selasa, 17 Juni 2025 19:24 WIB

Kunjungi Sesko TNI, AHY Tegaskan Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan

Selasa, 17 Juni 2025 18:00 WIB
Terpopuler

Wisata Bandung Hits 2025: Rekomendasi Liburan Keluarga & Pasangan

Rabu, 11 Juni 2025 02:00 WIB

Kecanduan Pornografi? 5 Film Ini Ceritakan Dampak Negatif Nonton Bokep

Kamis, 13 Juni 2024 22:00 WIB

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.