bukamata.id – Setelah rumahnya digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ridwan Kamil akhirnya angkat bicara mengenai kasus dugaan korupsi di Bank BJB yang menyeret namanya. Mantan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 ini memberikan klarifikasi melalui keterangan tertulis pada Selasa (18/3/2025).
Penggeledahan rumah Ridwan Kamil di Cidadap, Kota Bandung, pada Senin (10/3/2025) lalu memicu spekulasi dan perbincangan publik. Sejak saat itu, keberadaan Ridwan Kamil dicari untuk dimintai keterangan terkait penggeledahan tersebut.
Dalam keterangannya, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa ia memang sengaja mengurangi aktivitas di media sosial sejak awal tahun 2025.
“Kondisi saya sehat wal’afiat, lahir dan batin. Tetap melakukan aktivitas keseharian seperti biasa. Hanya saja, sejak awal tahun, memang jarang meng-update kegiatan keseharian pribadi di media sosial,” ungkapnya.
Mengenai kasus dugaan korupsi di Bank BJB, Ridwan Kamil mengaku baru mengetahui informasi tersebut dari pemberitaan media. Ia menyebutkan bahwa KPK menduga adanya “mark up” anggaran belanja media di bank daerah tersebut.
“Berdasarkan informasi yang saya baca dari beberapa media, KPK menyebut telah terjadi dugaan mark up dalam anggaran belanja untuk media di Bank BJB,” terangnya.
Sebagai mantan gubernur, Ridwan Kamil memiliki peran sebagai salah satu pemegang saham di Bank BJB, di mana Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan pemegang saham mayoritas. Ia juga memiliki fungsi ex-officio di bank BUMD tersebut.
“Saat menjabat sebagai gubernur, saya juga memiliki fungsi ex-officio. Dan untuk urusan BUMD, biasanya saya mendapat laporan dari Kepala Biro BUMD atau Komisaris terkait sebagai perwakilan Gubernur,” jelasnya.
Namun, Ridwan Kamil menegaskan bahwa ia tidak mengetahui adanya “mark up” anggaran belanja di Bank BJB. “Untuk masalah ini, saya tidak pernah mendapat laporan, sehingga saya tidak mengetahui perihal yang menjadi masalah hari ini,” tandasnya.
Klarifikasi dari Ridwan Kamil ini memberikan titik terang dalam kasus yang tengah menjadi sorotan publik. Ia menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam dugaan “mark up” anggaran di Bank BJB dan siap untuk memberikan keterangan lebih lanjut jika diperlukan.