“Kita juga upayakan langkah cepat dengan mencari TPS di wilayah lain. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa mendapatkan kabar baik,” lanjutnya
Sebab, saat ini masih ada 15.000 ton sampah yang belum terangkut selama berbulan-bulan. Jumlah ini telah berkurang dari yang sebelumnya mencapai 54.000 ton.
“Sampah ini harus tetap dibuang. Kami sudah minta untuk penambahan ritase dan waktunya juga dari pukul 08.00-18.00 WIB karena ini harus dibereskan dulu,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Bandung juga masih berupaya menjajaki keseriusan dari pemenang lelang pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) yang mandek hingga 9 tahun.
“Pemenang lelang (PT BRIL) mereka pasti melakukan rekalkulasi investasi. Kalau ada terjadi pembengkakan, tentu harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan keuangan pemda. Kami harap BRIL bisa secepatnya mengambil sikap dengan teknologi apa yang cocok untuk kondisi saat ini,” ucapnya.
Rencananya, pada APBD 2024 mendatang Pemkot Bandung menganggarkan sebesar Rp250 miliar untuk penanganan sampah yang dikelola di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan mengatakan, sampai saat ini penanganan darurat sampah yang dilakukan Pemkot Bandung sudah sesuai relnya, hanya perlu memasifkan lebih optimal lagi kepada masyarakat.
“Kami juga membantu Pemkot untuk menyediakan fasilitas Kang Empos kepada 20 persen KK di kelurahan. Pemkot Bandung juga terus berupaya bahkan seluruh OPD digerakkan untuk sosialisasi Kang Pisman. Termasuk mal dan hotel juga semakin masif,” ucap Tedy.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini