Untuk itu, Muchtar berpendapat bahwa putusan pengadilan pada tahun 2016 itu salah. Hal ini menurutnya, dikarenakan melalui proses yang salah juga.
“Jadi jangan sampai kita terpaku bahwa ini putusan sudah ikrah, bahwa begini hasilnya, tapi kita lihat dulu prosesnya, prosesnya benar atau tidak, saya berbicara tidak hanya mengawang-ngawang, ini adalah hasil ekstraksi yang selalu saya baca berulang-ulang, saya pelajari bahkan saya tandai,” jelasnya.
Selain itu, Muchtar juga menyampaikan bahwa berkas ekstraksi hp tersebut sudah dilampirkan sejak persidangan tahun 2016.
Namun, dikatakan Muchtar, berkas tersebut dianggap tidak penting sehingga tidak dimunculkan di pengadilan.
“Data ini tidak pernah keluar di 2016 dan tidak pernah menjadi pertimbangan putusan, kalau saja waktu itu ini dijadikan data di dalam persidangan bahkan dijadikan pertimbangan Majelis Hakim di dalam persidangan, kami meyakini bahwa PK itu tidak akan ada, karena tidak akan ada terpidana, pasti bebas semua,” ungkapnya.
Perlu diketahui, berkas ektrasi hp tersebut ditemukan kembali oleh pengacara Saka Tatal, kemudian dijadikan bukti baru dan novum di sidang Peninjauan Kembali (PK).
“Bahkan jika kita melihat penjelasan dari ibu Titin (Pengacara Saka Tatal), yang tahun 2016 beliau mengikuti persidangan, jangankan ini bahkan keterangan saksi yang meringankan para terdakwa itu diabaikan,” pungkasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini