Indikator kerja keras ini tampak dari Usia Harapan Hidup [UHH] yang terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, data BPS mencatat pada 2018 UHH Jabar mencapai 72,66 persen, kemudian pada 2022 sudah mencapai 73,52 persen.
“UHH bukan hanya statistik, indikator ini menunjukan jika layanan kesehatan di Jawa Barat sudah membaik,” imbuhnya.
Capaian ini juga tidak lepas dari kerja-kerja di lapangan. Saat pandemi melanda, angka kematian akibat Covid-19 akibat varian Delta begitu tinggi pada 2021, Pemprov Jabar mencari jalan keluar agar krisis oksigen saat itu bisa teratasi dengan membuat Posko Oksigen.
“Kami mencari sumber-sumber oksigen ke luar Jawa, ke Sumatera Selatan hingga Kalimantan. Upaya ini berbuah, tingkat kematian akibat Covid-19 di Jawa Barat paling rendah dibanding provinsi lain seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan,” katanya.
Sejumlah program lain juga didorong agar menghadirkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mampu menjangkau seluruh warga Jabar lewat program Layad Rawat, Posyandu Juara, penambahan Rumah Sakit Umum Daerah dan pembangunan RS Swasta.
Begitupun pendidikan tidak kurang perhatian dan menjadi fokus utama dalam 5 tahun kepemimpinan. Begitu banyak program lahir selama kepemimpinan Rindu.
“Salah satunya mendorong pendidikan vokasi lewat program SMK Juara. SMK menjadi salah satu konsentrasi mengingat angka pengangguran Jawa Barat disumbang paling besar oleh lulusan SMK,” katanya.
Jabar Juara Lahir Batin juga menempatkan program keagamaan, pesantren dan umat sebagai prioritas penting. Dari 25.938 pesantren di Indonesia, Jabar memiliki jumlah pesantren terbanyak dengan persentase sebesar 31.8%.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini