“Ini mungkin akan menjadi sejarah pertama di Jawa Barat ada calon gubernur yang terpilih dengan elektabilitas di atas 70 persen, yang dimiliki oleh pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan,” sebutnya.
Sementara itu, tiga paslon lain, Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie 12,0 persen, Acep Adang Ruhiyat – Gitalis Dwi Natarina 6,5 persen, Jeje Wiradinata – Ronal Surapraja 5,3 persen, belum ada yang tembus di angka 15 persen. Adapun swing voters 1,6 persen.
Toto menilai, salah satu faktor keunggulan paslon yang diusung parpol dengan jumlah terbanyak itu, Dedi Mulyadi sudah memiliki tingkat pengenalan yang sangat tinggi, yaitu 92,1 persen dan tingkat kesukaan 88,6 persen.
“Angka ini menggambarkan popularitas Dedi itu berbanding lurus dengan kesukaan,” ujarnya.
Tingginya angka pengenalan dan kesukaan tersebut, kata Toto, terkonfirmasi secara logis pada dukungan yang merata di seluruh segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan dan penghasilan, profesi, pemilih parpol, ormas dan lain-lain. Termasuk, unggul di seluruh dapil di Jabar.
“Yang menarik, pemilih partai yang cagubnya berbeda, yaitu PKS, PDIP dan PKB justru mayoritas memilih Dedi-Erwan. Yaitu, pemilih PKS sebesar 47,9 persen, pemilih PDIP 71,8 persen dan pemilih PKB 62,1 persen memilih Dedi – Erwan,” katanya.
Toto mengakui, masih ada sisa waktu kurang lebih 20 hari untuk seluruh kandidat memaksimalkan target ideal elektabilitasnya. Namun, dari pengalamannya melakukan survei, tidak mudah untuk seorang kandidat bisa mengejar ketertinggalan dalam waktu kurang dari satu bulan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini