bukamata.id – Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu ikut menyoroti terkait kondisi Tempat Pembungaan Akhir (TPA) Sarimukti yang hampir tidak bisa menampung lagi sampah dari Bandung Raya.
Menurutnya, kebijakan penanganan sampah ini sering kali tumpang tindih.
“Persoalan yang sering terjadi kita aga overlap ketika penanganan,” ucap Syaikhu usai bertemu 1000 tokoh masyarakat dan ulama Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata, Kota Depok, Sabtu (12/10/2024).
Berdasarkan pengalamannya sebagai wakil wali Kota Bekasi, kata Syaikhu, persoalan sampah ini perlu penanganan yang terintegrasi.
“Saya pernah mengalami di Kota Bekasi, sampah zero west untuk diambil metannya ternyata tidak berhasil dan dibuat enegeri listrik, terlalu kecil enegeri jadi tidak ekonomis. Karena itu perlu ada penanganan yang terintegrasi,” katanya.
Bukan hanya di Bandung Raya, Syaikhu memandang bahwa kendala dalam mengolah sampah ini juga dirasakan di daerah lainnya di Jabar.
“Persoalan di Jawa Barat bahkan di kota kota lain adalah kesulitan untuk pengelolaan sampah,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini tentu membuat masyarakat sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, hal ini harus segera diselesaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
“Menurut saya ini harus segera diselesaikan karena mungkin menjadi ketidaknyamanan bagi penduduk sebuah kota,” tandasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data data Dinas Lingkungan Hodup (DLH) Jabar, saat ini ada 1.750 ton dengan 267 ritase sampah masuk ke TPA Sarimukti per hari.
Jika itu terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan penampungan sampah terbesar di Bandung Raya ini akan tak bisa digunakan lagi pada akhir 2024 mendatang.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini