Diketahui, Bank BJB saat ini tengah dalam upaya mengonsolidasikan sejumlah BPD ke dalam kelompok usaha bank (KUB). Dalam hal ini, BPD Bengkulu telah resmi masuk dalam kelompok Bank BJB.
Bank BJB juga telah menjalin komitmen KUB dengan Bank Jambi, Bank Maluku Malut dan Bank Sultra yang telah menandatangani Letter of Intent untuk bersinergi dalam kerangka KUB pada 29 September 2022.
Terbaru, Bank BJB sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Sultra untuk melangkah lebih lanjut dalam kerangka KUB pada 4 Maret 2024.
“Dengan bergabungnya keempat BPD tersebut, kami melihat Bank BJB secara grup akan lebih berperan dalam industri perbankan nasional dengan menjadi 10 besar perbankan berdasarkan total aset secara konsolidasi,” ucapnya.
Adapun per Desember 2023, Bank BJB mencatat dana pihak ketiga (DPK) naik 4,17% yoy menjadi Rp 136,61 triliun. Komponen giro mengalami kontraksi 10,88% yoy menjadi Rp 22,9 triliun.
Pada periode yang sama tabungan melesat 16% yoy menjadi Rp 33,64 triliun, sedangkan deposito tercatat Rp 80,06 triliun, naik 4,75% yoy.
Dari sisi fungsi intermediasi, BJB mencatat kredit Rp 125,08 triliun, naik 8,05% yoy. Capaian ini mendorong aset bank tumbuh 3,89% yoy menjadi Rp 188,29 triliun.
Pertumbuhan kredit masih diiringi dengan kualitas aset yang terjaga di bawah 2%. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross per Desember 2023 sebesar 1,35% dan NPL net 0,75%.
Bank juga tercatat memiliki rasio permodalan yang terbilang kuat atau 20,05%
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini