Disinggung terkait strategi market BYD, Luther mengatakan, pada tahap awal ini BYD M6 sudah masuk ke kota-kota besar terlebih dahulu.
“Tetapi kami pikir pada akhirnya memang perlu ada satu gerakan kalo kita visinya adalah Pengembangan keberlanjutan artinya sensibility dan enforcement kita harus jadi orang yang pioner. Makanya kami open di Makassar, Malang, Bali serta Balikpapan semua kami buka dalam waktu serentak hanya tidak lebih dari 2 minggu,” paparnya.
Luther menilai, itu semua memiliki challenging secara kondisi market juga sehingga pihaknya merasa bahwa pada akhirnya BYD perlu menunjukan dulu eksistensinya di kota-kota tersebut.
“Jadi saya tidak mau membahas dari sisi angka namun, yang saya highlight justru acceptance dari BYD M6 bagaimana mampu menjadi most driven cars di Kias dengan jumlah total 1.900 unit kegiatan test drive terhadap suatu produk itu saja,” ujanya.
“Kemarin kita ikut di Kias Surabaya ternyata BYD M6 mendapatkan most driven cars juga, memang yang paling tinggi antusias pengetesan nya,” sambungnya.
Lanjut, kata Luther, BYD M6 ini cukup menjawab beberapa kebutuhan warga, pihaknya tetap memantau hasil secara penjualan di digental kita tetap report signifikan naik.
Sementara itu, menjawab terkait kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap batre, Luther mengatakan, sebelum dicoba di Indonesia, di beberapa negara khususnya di China BYD M6 sudah menjadi pemain pioneer utama.
“Satu hal yang pasti yang kami lihat adalah di negara-negara tersebut bisa dibilang hampir tidak ada lagi kekhawatiran soal batre dari sisi penggunaan, perawatan, kerusakan dan penyajian,” ujarnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini