Ia juga menekankan peran masyarakat dalam pengawasan Pilkada. “Selain memilih, masyarakat juga harus menjadi pengawas bagi jalannya pemilihan. Pastikan bahwa anggota keluarga telah terdaftar dan tidak terjadi pelanggaran seperti politik uang,” tambahnya.
Aip Syarifudin juga mengingatkan peserta untuk menolak praktik politik uang. “Politik uang sering terjadi, tetapi masyarakat harus menolaknya. Mereka yang terlibat dalam politik uang dapat dikenai sanksi hukum. Selain itu, meskipun golput adalah hak, pilihan terbaik adalah menggunakan hak pilih untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani dan keyakinan,” tegasnya.
Bisri Mustofa, tokoh agama yang juga menjadi narasumber dalam acara ini, membahas pentingnya menjaga keselarasan antara agama dan politik.
“Agama dan politik tidak bisa dipisahkan. Kita harus memastikan bahwa proses politik, termasuk Pilkada, berjalan sesuai dengan nilai-nilai agama. Ini penting untuk menghindari konflik dan menjaga suasana yang kondusif selama Pilkada,” ujarnya.
Bisri juga menekankan pentingnya berpolitik secara moderat. Menurutnya, moderasi dalam beragama dan berpolitik sangat diperlukan untuk menjaga keadilan dan keharmonisan.
“Pemimpin yang kita pilih haruslah yang amanah, dan sebagai warga negara serta muslim, kita wajib mendukung pemimpin yang bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” pungkasnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, KPU Jabar berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya peran mereka dalam Pilkada 2024. Dengan literasi politik yang lebih baik, diharapkan partisipasi pemilih meningkat dan Pilkada berjalan dengan lancar serta berintegritas.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini