Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar di Indonesia, Jawa Barat memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan partisipasi masyarakat dalam pemilu.
“Kita perlu memilih secara rasional, dengan memperhatikan rekam jejak dan program yang ditawarkan oleh para calon,” kata Rulaiadi.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung tentang peran organisasi masyarakat (ormas) dalam menyukseskan Pilkada. “Ormas memiliki peran penting sebagai perpanjangan tangan masyarakat dalam menyampaikan informasi serta memantau jalannya Pilkada,” ujarnya.
Pemerhati pemilu yang turut hadir sebagai narasumber, Robi Maulana Zulkarnain menambahkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Pilkada erat kaitannya dengan legitimasi pemimpin terpilih.
“Semakin banyak masyarakat yang menggunakan hak pilihnya, semakin kuat legitimasi yang diberikan kepada pemimpin yang terpilih. Oleh karena itu, hindari politik uang dan pilihlah dengan bijak berdasarkan kualitas calon, bukan faktor emosional,” tegasnya.
Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi Jabar, Zaki Hilmi, menekankan pentingnya melihat pendidikan dan karakter calon pemimpin. Ia mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih dan tidak hanya berfokus pada identitas etnis atau agama.
Acara diakhiri dengan sesi diskusi yang interaktif, di mana para peserta antusias bertanya mengenai proses Pilkada.
Dalam pesannya, Ketua Dewan Kehormatan PSPB, Arianta, mengajak para peserta untuk menjadi pemilih yang rasional dan tidak tergoda oleh politik uang.
“Keputusan kita dalam memilih akan berdampak selama lima tahun ke depan, maka dari itu kita harus bijak dalam menentukan pilihan,” tutupnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini