Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Atasi Kemacetan Bandung, Dishub Jabar Desak Flyover Nurtanio Segera Selesai

Kamis, 19 Juni 2025 13:27 WIB

Bandung Nomor 1 Macet di Indonesia, Dishub Jabar: Bukan Prestasi tapi Realita

Kamis, 19 Juni 2025 13:17 WIB

Persib Bidik Shayne Pattynama, Eks Viking FK Jadi Kandidat Pengganti Edo Febriansah

Kamis, 19 Juni 2025 12:00 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Atasi Kemacetan Bandung, Dishub Jabar Desak Flyover Nurtanio Segera Selesai
  • Bandung Nomor 1 Macet di Indonesia, Dishub Jabar: Bukan Prestasi tapi Realita
  • Persib Bidik Shayne Pattynama, Eks Viking FK Jadi Kandidat Pengganti Edo Febriansah
  • Tanpa Bukti Asli, Pihak Ridwan Kamil Dinilai Tak Siap Hadapi Gugatan Lisa Mariana
  • Terobosan KCI: KMT Kini Hadir di Jabar, Wujudkan Integrasi Pembayaran Transportasi
  • Warga Terdampak Tanah Bergerak di Purwakarta Dapat Bantuan Rp10 Juta
  • Pembacaan Gugatan Digelar, Sidang Lisa Mariana vs Ridwan Kamil Masuki Babak Baru
  • Perkuat Ketahanan Pangan, BULOG Bandung Gandeng Kodim Kota Bandung Serap Gabah Petani
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Kamis, 19 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Viral! Kronologi Bayi 1,5 Kg Meninggal di Tasikmalaya Diduga Akibat Malpraktik Klinik

Rina Rahadian SusanaSelasa, 21 November 2023 15:00 WIB
Viral di media sosial mengenai kisah bayi berbobot 1,5 kg meninggal dunia di Tasikmalaya yang diduga akibat malpraktik klinik. (Instagram @nadiaanastasyasilvera)

bukamata.id – Viral di media sosial mengenai kisah bayi berbobot 1,5 kg meninggal dunia di Tasikmalaya yang diduga akibat malpraktik klinik.

Kisah pilu meninggalnya bayi tersebut dirasakan oleh pasangan Erlangga Surya Pamungkas dan Nisa Armila, warga Kecamatan Bungusari, Kota Tasikmalaya.

Bayi berbobot 1,5 kg tersebut meninggal setelah dibawa pulang oleh keluarga karena dinyatakan sehat oleh klinik bersangkutan.

Namun, saat sampai di rumah, kesehatan bayi menurun sehingga orang tua bayi tersebut langsung membawa kembali ke klinik semula, dan saat sampai bayi dinyatakan meninggal dunia.

Dugaan adanya malpraktik bermula saat sang ibu tidak mendapatkan perawatan yang semestinya saat datang ingin melahirkan. Setelah bayi lahir pun, bukannya mendapatkan perawatan intensif namun malah dijadikan konten foto dan video baby newborn oleh pihak klinik.

Berikut kronologi meninggalnya bayi berbobot 1,5 kg yang diduga disebabkan oleh malpraktik klinik.

Lewat akun Instagram @nadiaanastasyasilvera, ayah dari bayi, Erlangga menceritakan kasus dugaan malpraktik itu bermula pada Senin (13/11) lalu.

Ketika itu, istrinya yang usia kehamilannya sudah 9 bulan datang ke Klinik Alifa untuk melahirkan.

Namun, setibanya di klinik, istrinya malah diminta untuk pulang oleh seorang bidan. Istrinya pun kembali pulang ke rumah menuruti arahan dari bidan tersebut meski kondisinya sudah sangat lemas.

“Oleh bidan jaga di klinik tersebut di suruh pulang karena menurut bidan jaga istri saya masih pembukaan 2, padahal keadaan istri saya sudah sangat lemas dan terlihat seperti akan segera melahirkan,” kata dia sebagaimana dikutip pada Selasa (21/11/2023).

Kemudian, pada malam hari, kondisi istrinya semakin lemas dan tidak dapat lagi menahan sakit sehingga istrinya kembali mendatangi klinik itu. Namun, setibanya di sana, pelayanan yang diberikan di klinik begitu buruk dengan meminta istrinya untuk menunggu hingga pukul 24.00 WIB.

Baca Juga:  Bolehkah Berkurban untuk Orang yang Telah Meninggal? Simak Penjelasannya

“Bidan tersebut malah terus main handphone, tidak memperdulikan istri saya yang sudah sangat kesakitan, dan bidan itu pun bilang akan diperiksa,” ucap dia.

Namun demikian, sebelum pukul 24.00 WIB, istrinya mengalami pecah ketuban dan menangis kesakitan. Akhirnya, sekitar pukul 22.00 WIB, istrinya ditangani oleh bidan dan melahirkan anak pertamanya dengan berat sekitar 1,5 kilogram.

“Tepat pukul 22.00 WIB istri saya melahirkan,” ucap dia.

Usai melahirkan, kata Erlangga, bidan di klinik itu tak berhenti berulah dengan menjadikan anaknya sebagai bahan praktik bagi sejumlah mahasiswa yang magang di ruang bersalin.

Bahkan, anaknya itu sempat difoto dan dijadikan bahan untuk konten baby newborn di media sosial.

Sementara, pihak keluarga dilarang untuk masuk ke ruangan bersalin. Istri dari Erlangga yang baru saja melahirkan pun malah diminta untuk membersihkan badannya sendiri yang dilumuri darah pasca melahirkan tanpa dibantu oleh petugas di klinik.

“Istri saya dibiarkan tidak di rawat dengan baik pasca melahirkan, masih banyak sisa darah di badan istri saya, di punggung, di perut di kaki semuanya, sama sekali tidak dibersihkan, hanya ditutupi kain samping,” papar dia.

Kejadian tak menyenangkan yang dialami oleh Erlangga terus berlanjut. Anaknya yang berbobot kecil ternyata tak dimasukkan oleh bidan ke dalam tabung inkubator yang sesuai dengan standar medis.

“Yang parahnya anak saya di inkubator dalam posisi memakai baju dua lapis, dipakaikan sarung tangan dan pernel bayi,” jelas dia.

Baca Juga:  Sebelum Meninggal, Babe Cabita Sempat Posting Permintaan Maaf

Erlangga kemudian sempat menanyakan soal kondisi anaknya ke bidan dan diberi tahu bahwa berat badan anaknya memang tak normal dan napasnya dalam kondisi tak baik. Bidan di klinik pun menyebut bakal berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk dapat memastikan perlu atau tidaknya tindakan inkubator.

Selain itu, Erlangga juga sempat bertanya kapan anaknya dapat diberikan ASI. Bidan itu pun meminta untuk menunggu sebab akan dilakukan observasi terlebih dahulu sebanyak satu kali tiap jam.

“Bidan jaga memberikan jawaban katanya belum bisa soalnya masih belum bagus kondisi napasnya, dan bidan juga bahwa akan diobservasi setiap satu jam sekali,” papar dia.

Keesokan harinya pada Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 07.00 WIB, bidan memberi tahu jika anak dari Erlangga diperbolehkan pulang.

Bidan juga memberi tahu bahwa anaknya dalam kondisi normal dan sehat sehingga tak memerlukan tindakan inkubator. Pihak klinik hanya memberi tahu bahwa harus dilakukan kontrol rutin.

Sebelum meninggalkan klinik, Erlangga pun diminta biaya senilai Rp 1 juta meski sudah memakai Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dalam kuitansi yang diberikan, tak dijelaskan secara rinci untuk keperluan apa saja uang Rp 1 juta tersebut.

“Saya menanyakan dan memastikan kepada bidan jaga, apakah benar ini anak di suruh pulang? Apakah sehat ? Apakah normal? Apakah tidak harus di bawa ke rumah sakit untuk di inkubator? Melihat BB-nya saja sangat jauh di bawah normal,” ungkap dia.

Setibanya di rumah, kata Erlangga, ASI istrinya ternyata tidak keluar. Hingga pukul 18.00 WIB, tak ada susu yang masuk ke anaknya. Lalu, pada pukul 21.00 WIB, kondisi kesehatan anaknya tiba-tiba menurun karena jantungnya berhenti berdetak.

Baca Juga:  Wabup Tasikmalaya Bantah Tuduhan Pemalsuan Surat Atas Nama Bupati

Erlangga yang panik langsung kembali ke Klinik Alifa. Namun, setibanya di sana klinik tersebut sudah tutup. Dia menggedor pintu klinik berulangkali hingga ada seorang bidan yang keluar dan langsung mengecek kondisi anaknya. Setelah dicek, anaknya kemudian dinyatakan telah meninggal dunia.

“Dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal,” ucap dia.

Tak ada penjelasan dari pihak klinik soal penyebab anaknya meninggal dunia. Anaknya bahkan tak diberi surat kematian.

Dari sana, Erlangga bergegas menuju ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya karena berharap anaknya masih hidup. Di sana, anaknya sempat ditangani hingga dinyatakan meninggal dunia dan diberi surat kematian.

Ketika itu, Erlangga dokter di rumah sakit itu pun terkejut saat tahu anaknya tak ditempatkan di inkubator padahal berat badannya tak normal. Mestinya, anak dengan berat sekitar 1,5 kilogram ditempatkan di inkubator selama 7 hari dan diberikan banyak ASI.

“Minimal inkubator untuk bayi dengan BB 1,5 kilogram adalah selama tujuh hari atau sepuluh hari menurut suster di Rumah Sakit Jasa Kartini, mereka menanyakan melahirkan di mana karena kaget kok bayi dengan BB tersebut dibolehkan pulang,” kata dia.

Usai peristiwa itu, Erlangga mengaku sempat kembali mendatangi Klinik Alifa untuk meminta penjelasan. Akan tetapi, tak ada bidan yang menemuinya. Kasus itu pun akhirnya dilaporkan ke Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Fetrizal, membenarkan pihaknya sudah menerima laporan mengenai kasus dugaan malpraktik tersebut. Kini, pihaknya sedang melakukan rangkaian penyelidikan.

bayi kronolologi malpraktik klinik meninggal Tasikmalaya
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Atasi Kemacetan Bandung, Dishub Jabar Desak Flyover Nurtanio Segera Selesai

Kamis, 19 Juni 2025 13:27 WIB

Bandung Nomor 1 Macet di Indonesia, Dishub Jabar: Bukan Prestasi tapi Realita

Kamis, 19 Juni 2025 13:17 WIB

Tanpa Bukti Asli, Pihak Ridwan Kamil Dinilai Tak Siap Hadapi Gugatan Lisa Mariana

Kamis, 19 Juni 2025 11:27 WIB

Terobosan KCI: KMT Kini Hadir di Jabar, Wujudkan Integrasi Pembayaran Transportasi

Kamis, 19 Juni 2025 10:53 WIB

Warga Terdampak Tanah Bergerak di Purwakarta Dapat Bantuan Rp10 Juta

Kamis, 19 Juni 2025 10:30 WIB

Pembacaan Gugatan Digelar, Sidang Lisa Mariana vs Ridwan Kamil Masuki Babak Baru

Kamis, 19 Juni 2025 10:28 WIB
Terpopuler

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

NGOPI Ala HIMAKSI STIE Wikara: Cara Seru Mahasiswa Hadapi UAS

Kamis, 19 Juni 2025 05:17 WIB

Kecanduan Pornografi? 5 Film Ini Ceritakan Dampak Negatif Nonton Bokep

Kamis, 13 Juni 2024 22:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.