Sudaryono mengakui, banyak usulan dari lembaga hingga aktivitis terkait produktivitas para petani.
“Jadi ada usulan dari banyak lembaga, banyak orang, banyak aktivis pertanian. Bagaimana supaya produktivitasnya tinggi itu kalau benih itu dikasih aja. Sehingga kita seragam semua petani Indonesia nanamnya benih bersertifikasi,” imbuhnya.
Untuk itu, Sudaryono mengajak seluruh stakholder untuk menyamakan visi untuk mewujudkan target swasembada pangan.
“Untuk terbangunnya cita-cita itu, maka tidak bisa lagi memikirkan sektor masing-masing, kalau begitu tujuannya tidak bisa terwujud karena ini holistik, dari hulu sampai hilir harus terpenuhi semua,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi kegiatan Gebyar Perbenihan yang menyediakan teknologi dan inovasi pertanian yang tepat dalam menghadapi dampak El Nino.
Kementerian Pertanian, kata Sudaryono, tengah mendorong penyediaan pompanisasi dan pipanisasi sehingga lahan pertanian yang terdampak El Nino mendapatkan pasokan air yang cukup agar produksi pertanian nasional tidak turun.
“Kita punya teknologi dan negara kita adalah negara yang tersedia sinar mataharinya dan sekarang kita saat sedang menghadapi kehadiran El Nino atau kemarau panjang. Karena itu ketersediaan teknologi dan inovasi seperti benih sangat penting untuk meningkatkan produksi dan petani tetap mendapat keuntungan dari usaha taninya,” tuturnya.
“Selanjutnya pupuk dan benih harus dapat kita pastikan tersedia tepat waktu sampai ke petani. Tidak boleh terlambat, harus tepat waktu. Ibaratnya orangnya sakit, tapi obatnya tidak ada. Sebab target kita ke depan adalah swasembada pangan, kita harus kurangi impor,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini