“Sudirman dalam jawabannya itu menyatakan bahwa pegi alias perong datang ke SMP 11 Perjuangan ikut minum ciu dengan menggunakan motor smash. Tetapi kemudian di keterangan Sudirman masih mengingat-mengingat ciri-ciri Pegi Setiawan itu perong. Artinya kalau memang dia itu berdua sebagai pelaku ngapain diingat-ingat,” tuturnya.
“Itu artinya memang secara psikologis kelihatan sekali tidak ada di lokasi. Karena kalau ada di lokasi Sudirman cukup, betul pak ini orangnya. Dalam keterangannya masih menjelaskan yang ada tato, ada kalimat seingat saya,” tambahnya.
Begitu juga dengan saksi Aep. Menurut Toni, dia hanya melihat Pegi dari jarak 100 meter.
“Keterangan aep ini hanya melihat dari jarak 100 meter yang hanya liat dilempar saja terus sama Dede Kurniawan balik kan, karena ketakutan. Lalu, setelah ditangkap baru ada metode cocokologi, setelah ditunjuk. Hanya itu,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan Tim Kuasa Hukum Pegi Setiawan lainnya, Insank Nasruddin menyinggung soal jawaban hasil tes psikologi Pegi Setiawan yang menyatakan dirinya cenderung menghindari kontak mata dan terlihat gelisah.
“Pelaku-pelakunya ini semua, itu banyak berlatar belakang cuma tamatan SD, Sudirman tamatan SD, Pegi Setiawan cuma tamatan SMP. Kemudian dibawa, ditarik pemeriksaan psikologislah, diujilah bagaimana. Mereka ini ditanya oleh pihak kepolisian saja mereka sudah gemetaran, jadi jangan samakan sepeti kami,” bebernya.
Insank meyakini, jika penetapan Pegi Setiawan sebagai tersangka berdasarkan rujukan keterangan ahli saja.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini