bukamata.id – Seorang tokoh agama di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahmad Faisal (AF), resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah santriwati di lingkungan pondok pesantren yang dipimpinnya. Polisi menduga korban mencapai sedikitnya 10 orang.
Diberitakan sebelumnya, kasus ini mencuat setelah para korban mulai berani bersuara, terinspirasi oleh serial drama viral asal Malaysia berjudul Bidaah.
Dalam serial tersebut, karakter “Walid” digambarkan sebagai tokoh agama yang menyalahgunakan kekuasaan spiritualnya, mirip dengan pola perilaku tersangka.
Modus pelecehan dilakukan di berbagai lokasi dalam lingkungan pondok pesantren di Gunung Sari, Lombok Barat, tempat AF menjabat sebagai ketua yayasan sekaligus sosok yang disegani.
“Pelaku mendatangi korban di kamar mereka, kemudian melakukan tindakan tidak senonoh dengan dalih mengusir jin,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (26/4/2025).
Menurut Regi, status AF sebagai tokoh agama yang dihormati membuat para korban enggan melawan atau melapor. Beberapa korban bahkan diiming-imingi akan mendapat keturunan yang baik atau jodoh ideal jika mengikuti perintah pelaku.
“Pelaku juga sempat menyampaikan kepada korban bahwa dengan meminum ludahnya, keturunan mereka kelak akan menjadi penerang bagi umat. Ini jelas bentuk manipulasi spiritual untuk memuluskan tindakan kejahatannya,” lanjut Regi.
Aksi bejat AF diduga berlangsung dalam kurun waktu 2015 hingga 2021. Saat diperiksa, AF mengaku menyesal dan menyampaikan permohonan maaf atas perbuatannya.
“Ya, saya menyesal. (Korban) sekitar sepuluh orang. Tidak saya pilih-pilih, kadang muncul begitu saja,” kata AF saat digelandang ke Mapolresta Mataram.
AF berdalih bahwa tindakannya dilakukan saat memberikan ijazah doa kepada para santriwati. Namun, ia mengakui bahwa perbuatannya tidak dibenarkan dalam ajaran agama.
“Saya menyampaikan bahwa mereka akan mendapat pasangan dan keturunan yang baik setelah melayani saya. Itu tentu dari kesesatan dan kelemahan saya,” akunya.
Pihak kepolisian masih membuka ruang bagi korban lain yang ingin melapor. Dugaan sementara, jumlah korban bisa mencapai puluhan orang.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya para wali santriwati yang merasa anaknya menjadi korban, untuk melapor. Kami siap menerima laporan dengan terbuka,” tegas AKP Regi.
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News










