“Kita konsultasi kesehatan kalau sesuai dengan penyakitnya kita akan berikan pengobatan gratis kemudian kita juga memberikan vitamin untuk generasi muda kita,” jelas Adrian.
Ia berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut atau bahkan menyasar ke daerah-daerah terpencil di Jawa Barat.
“Mudah-mudahan yaa karna PADMA kita anggotanya dari sabang sampai merauke,” katanya.
Senada, Adam Santosa pemilik Javaretro yang juga pendiri Berbagi dengan Difabel menuturkan, sebetulnya sistem kegiatan ini jemput bola. Namun, karena sempat terhambat oleh pandemi, maka kegiatan ini pun kembali digelar di tempat pribadinya.
“Kita sistemnya menjemput bola, kita kunjungi tempat-tempat mereka. 2018-2020 setelah kita kebobolan karena covid kita mulai lagi di tempat ini,” jelasnya.
Ia memastikan, kegiatan Berbagi dengan Difabel ini berlanjut dan menyasar banyak kaum difabel yang membutuhkan.
“Pasti berlanjut, kebutuhan banyak, permintaan banyak. Hari ini juga kita mencoba 250 orang, karena mencoba bagaimana melihat tensi penyakitnya seperti apa dan menyediakan apakah tempatnya sudah sesuai. pasti akan terus berlanjut,” ungkapnya.
Salah satu penerima manfaat Berbagi dengan Difabel, Tuti mengatakan jika ia sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.
“Sangat membantu sekali dan untuk keperluan sekolahnya sangat terbantu sekali,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini